Masalah ngorok alias mendengkur mungkin sering dianggap sepele. Ibarat gunung es, dibalik masalah kecil ini tersimpan masalah yang lebih besar lagi. Gangguan tidur, termasuk mendengkur, membuat rentan berbagai penyakit, termasuk impotensi.
Selain Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS), nama lain untuk mendengkur, masih banyak masalah gangguan tidur lainnya. Misalnya tidur berjalan, bicara sambil tidur, kram kaki waktu tidur, bahkan ada juga kejang-kejang sewaktu tidur.
Masalah ini dapat diwaspadai dengan mengenali gejala-gejalanya. Beberapa gejalanya khas yakni, sulit memulai tidur, sering terbangun tengah malam atau sakit kepala di pagi hari.
Di Indonesia kasus-kasus seperti ini memang belum signifikan. "Penelitian khusus di Indonesia belum dilakukan. Tapi secara global, kasus ini terjadi pada 4 persen pria dan 2 persen wanita di dunia. Kawasan yang rentan adalah kawasan pasifik, termasuk Indonesia," ujar dr Teguh Widjaja SpP., FCCP.
Hal itu disampaikan dia di sela-sela soft launching Immanuel Sleep Laboratory, Rumah Sakit Immanuel, Jl Kopo, Bandung, Jawa Barat.
Akibat gangguan tidur tidak bisa dianggap sepele. Yang paling sederhana seperti turunnya produktivitas kerja. Parahnya, penderita gangguan tidur rentan dengan tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, bahkan impotensi.
"Gangguan ini baiknya segera diobati. Selain dari munculnya gejala-gejala gangguan tidur, kalau si pasien dan pasangannya merasa terganggu, baiknya segera diperiksakan." ujar Teguh yang merupakan Koordinator Sleep Laboratory RS Immanuel.
Pengobatan yang ditawarkan untuk gangguan tidur ini makin berkembang. Diakui Teguh, sudah sejak tiga tahun lalu dilakukan pengembangan Sleep Laboratory di Indonesia. Kini sudah ada tiga Sleep Laboratory di Indonesia, dua di Jakarta dan satu di Bandung.
Konsep Sleep Laboratory ini adalah untuk menganalisa stadium-stadium tidur dan kondisi fisik selama pasien tidur dengan menggunakan polisomnografi. Dari hasil pemeriksaan dapat dilakukan tindak pengobatan lebih lanjut.
"Pengobatan ini kami coba tawarkan dengan harga yang sebisa mungkin diterima masyarakat. Tapi layanan ini memang berkualitas dan efektif," pungkas Teguh.